Sabtu, 10 November 2012

Proposal Ta'aruf




".....kalau berani jatuh cinta ya harus berani patah hati, jangan cuma mau jatuh cinta tapi nggak mau patah hati. Itu sebabnya, kalau kamu jatuh cinta, coba pastikanlah bahwa kamu jatuh cinta kepada orang yang akan tetap mencintai kamu, dan yang akan selalu tetap kamu cintai. Bukan cinta yang berujung derita......"

Erwin terlihat begitu sedih. Tentu bukan tanpa sebab ia menjadi sedih seperti itu. Sahabat dekatnya, Sandi, heran melihat tingkah Erwin yang tiba-tiba berubah drastis belakangan ini.

Kenapa kamu sedih? karena cintakah?” tanya Sandi coba mencari tahu.

Ya, San. Aku telah berpisah dengan Devina. Aku berharap dialah wanita terakhir dalam hidupku. Tapi semuanya kandas, kami berpisah. Padahal aku sangat mencintai dia dan berencana akan menikahi dia,” jelas Erwin menjawab pertanyaan Sandi.

Hahaha…kamu kena penyakit TBC ya?” ungkap Sandi mengajak Erwin bercanda.

Maksud kamu TBC apa?” Erwin penasaran.

Ya, TBC, penyakit TBC,” komen Sandi.

Nggak kok, aku nggak sakit, apalagi sakit TBC, alhamdulillah aku nggak sakit itu. Aku cuma lagi sedih aja, ya kamu tahu sendiri kan gimana rasanya patah hati,” Erwin menanggapi ucapan Sandi.

Ya, iya itu namanya kamu kena penyakit TBC, Tekanan Batin karena Cinta, hahaha….” Sambung Sandi bercanda.

Ah sial.. kamu malah tertawa, ngeledek lagi, senang kamu ya lihat temanmu sedih begini. Nggak tahu aku lagi stress ya?” sergah Erwin jengkel sambil memalingkan muka dari wajah Sandi.

Makanya kalau berani jatuh cinta ya harus berani patah hati, jangan cuma mau jatuh cinta tapi nggak mau patah hati. Itu sebabnya, kalau kamu jatuh cinta, coba pastikanlah bahwa kamu jatuh cinta kepada orang yang akan tetap mencintai kamu, dan yang akan selalu tetap kamu cintai. Bukan cinta yang berujung derita seperti yang kamu rasakan sekarang. Nah kalau begini, sakit kan jadinya? Sudahlah… sekarang nggak usah kamu bersedih lagi, seiring berjalannya waktu, semua sedihmu akan hilang, hanya waktu yang akan menjawab semuanya,” ujar Sandi menghibur Erwin.

Tapi bagaimana caranya San aku menghilangkan sedihku ini? Aku merasa sangat kehilangan dia,” Erwin bertanya dengan raut muka memelas.

Jemput cinta dan jodohmu dengan taqwa. Ketahuilah Win, bahwa cinta yang hakiki sejatinya diwujudkan dalam sebuah tali pernikahan, bukan hubungan lawan jenis yang tidak halal seperti yang kamu lakukan selama ini, karena itu semua hanya akan menimbulkan dosa atau keburukan semata daripada mendatangkan kebaikan atau pahala. Berdoalah kepada Alloh agar Dia mencabut semua sedih di hatimu ini, mungkin dengan kamu berdoa padaNya akan ada setitik keajaiban yang akan Alloh beri untuk kamu,” jawab Sandi kembali.

Jemput cinta dan jodoh dengan taqwa? Maksud kamu?” kembali Erwin tidak mengerti dengan penjelasan Sandi.

Ya, bertaqwalah pada Alloh, datang dan mendekat padaNya, insya Alloh, jodohmu pasti akan dihadirkan olehNya. Kalau kamu baik, insya Alloh jodohmu pasti juga akan baik. Kalau kamu buruk, jodohmu mungkin akan buruk juga,” Sandi coba menjelaskan Erwin kembali.

Entahlah…Aku trauma San, hampir setiap kali aku menjalin hubungan dengan wanita, hampir setiap kali itu pula aku gagal. Semua hanya manis di awal tapi selalu pahit di akhir. Aku merasa bahwa cinta datang begitu cepat dan pergi pun juga begitu cepatnya,” terang Erwin berkeluh kesah pada Sandi.

Win, hidup adalah sebuah cerita. Semuanya akan datang dan pergi sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan oleh Alloh. Apapun yang terjadi pada hidup kita, anggaplah itu sebagai sebuah perjalanan hidup yang akan menjadi hikmah. Semua memang harus terjadi dan disyukuri, karena semua adalah kehendak Alloh. Sakit memang yang kamu rasakan sekarang, tapi semoga akan menjadi indah di kemudian hari.

Lihatlah di alam sana, kadang Alloh hilangkan matahari sejenak lalu menggantinya dengan gemuruh dan petir, di saat kita menangis mencarinya, ternyata Alloh hendak menghadiahkan pelangi,” tutur Sandi menenangkan batin Erwin.

Ya betul San, betul banget…” Erwin membenarkan ucapan Sandi.

Sudah sekarang kamu tenang, ambil air wudhu sana! Sholat, baca Al-Qur’an dan berdoalah agar hatimu tenang. Karena sesungguhnya sholat dan bacaan Al-Qur’an sanggup menenangkan hati-hati yang gelisah dan terluka seperti hatimu saat ini,” perintah Sandi kepada Erwin.

Erwin pun melangkah mengikuti perintah Sandi, sahabatnya. Diambilnya air wudhu, sholat, berdoa dan dilanjutkan dengan membaca Al-Qur’an. Tak terasa kantuk di matanya mulai menyerang hingga tanpa disadarinya ia pun tertidur dalam suci air wudhu yang masih menempel di tubuhnya.

*****
Ooo..begitu ceritanya. Makanya akhi, antum harus hati-hati dengan yang namanya cinta. Sudah begini saja, mau nggak kalau antum berta’aruf dengan seorang akhwat?” kata Pak Iwan kepada Erwin, mutarobbinya (semacam murid ngaji laki-laki).

Insya Alloh Pak. Tapi hati saya masih belum bisa melupakan Devina. Saya takut pasangan saya nantinya hanya akan menjadi pelarian atas masalah saya, karena saya belum mengenal dan mencintainya,” ujar Erwin menanggapi saran murobbinya tersebut.


Pak Iwan adalah murobbi (semacam guru ngaji laki-laki) Erwin dan Sandi selama ini. Ia didatangi Erwin atas desakan Sandi yang menyuruhnya untuk berkunjung dan menceritakan masalah hatinya dengan Pak iwan. Pak Iwan pun dengan bijaksana memahami apa yang dialami oleh Erwin tanpa menyudutkan atau mencela atas langkah Erwin yang keliru selama ini, mencintai lawan jenis yang bukan haknya.

“Erwin, setiap orang pasti punya masa lalu, entah manis atau pahit. Sekarang saatnya antum buka lembaran baru hidup antum dan tutup lembaran kelam masa lalu antum. Ketahuilah akhi, pernikahan adalah penyatuan dua ruh dan dua raga yang kemudian akan tumbuh di dalamnya perasaan cinta dan rindu di antara lubuk hati kedua ruh dan raga tersebut, karena ia adalah tuntutan fitrah manusia. Dan barang siapa yang menentang fitrah ini, pasti yang terjadi adalah penyimpangan dan penyelewengan.

Jangan takut dengan masalah hati yang antum rasakan sekarang, karena insya Alloh dengan pernikahan, kegelisahan antum akan terobati. Insya Alloh akhwat yang akan antum ta’arufi ini adalah akhwat taat yang bisa menyejukkan hati antum, menenangkan gelisah antum dan membuat antum bisa melupakan masa lalu antum yang menyakitkan,” kata Pak Iwan diplomatis.

Akan saya coba Pak, insya Alloh. Tapi Pak, saya merasa masih belum siap,” ujarnya.

Pak Iwan merespon, “Akhi, sebagai muslim kita harus siap terhadap apapun yang Alloh berikan untuk kita. Jadi selagi ada waktu, coba antum mempersiapkan diri, perbanyaklah komunikasi dengan Alloh agar antum disiapkan oleh Alloh dalam berta’aruf.

Insya Alloh. Lalu apa yang harus saya lakukan sekarang untuk ta’aruf ini?” sahut Erwin menyikapai saran Pak Iwan kepadanya.

Kalau antum mau, coba antum buat proposal tentang hidup antum, keluarga antum, dan rencana atau harapan-harapan antum kedepannya, jangan lupa pasang foto antum di dalamnya ya, yah nanti jadinya semacam biografi singkat begitulah. Proposalnya dikasih judul “Proposal Ta’aruf Hidupku”. Tujuannya biar calon istri antum tahu tentang seluk beluk antum, kehidupan antum, dan rencana-rencana antum ke depannya,” jelas Pak Iwan.

Proposal singkat? Wah kok pakai proposal segala sih? Oke deh Pak, coba saya buatnya Insya Alloh,” sambung Erwin.

*****
“Teruntuk ukhti, dimanapun ukhti berada...

Assalaamu’alaykum waroh matulloohi wabarokaatuh.

Bismillaahirrohmaanirroohiim..

Ukhti, maaf sebelumnya kalau saya lancang menulis ini untuk ukhti di lembar akhir proposal yang ukhti pegang. Tak ada maksud apapun dari saya kecuali hanya ingin menggapai ridho Alloh semata dalam kehidupan saya selanjutnya.

Ingin saya sampaikan ke ukhti agar ukhti mengetahui, bahwa telah berulang kali saya coba merajut hubungan dengan wanita untuk melangkah ke jenjang pernikahan, tapi yang saya dapat hanya kegagalan dan rasa sakit yang menyesakkan dada. Trauma yang saya rasakan. Entah, mungkin karena kebodohan saya dalam melangkah atau karena ketidakridhoan Alloh dalam perjalanan cinta saya, sehingga yang saya dapat hanyalah kegagalan dan kegagalan.

Ingin saya sampaikan pula ke ukhti bahwa saya bukanlah laki-laki yang baik. Tangan saya kotor dengan dosa, hati saya kotor dengan noda dan hidup saya kotor dengan maksiat. Meski saya bukan laki-laki yang baik, tapi saya ingin menjadi laki-laki yang lebih baik setelah saya mengenal ukhti. Saya pun bukan laki-laki yang taat apalagi berilmu, tapi saya ingin berusaha menjadi laki-laki yang lebih taat dan berilmu setelah saya memahami ukhti.

Ukhti, saya tak tahu ukhti bagaimana, tapi karena Alloh lah yang telah menuntun langkah saya, sehingga insya Alloh saya pun akan tahu bagaimana ukhti. Seperti ukhti pahami, sebelum ini saya tak tahu bagaimana cantik paras ukhti, yang saya tahu ukhti cantik karena cantiknya akhlak dan pekerti ukhti. Bahkan saya pun tak tahu bagaimana indahnya diri ukhti, yang saya tahu ukhti indah karena indahnya ilmu yang menyinari kalbu ukhti.

Ukhti, karena kelemahan saya sebagai manusia, sehingga saya tak tahu apakah ukhti adalah bidadari surga yang Alloh kirimkan untuk saya, tapi saya yakin bahwa jodoh saya tak lama lagi akan segera hadir menemani hidup saya. Sekiranya ukhti berkenan, ingin saya meminang ukhti untuk menjadi istri saya, menjadi pendamping hidup saya, menjadi ibu dari anak-anak saya kelak dan menjadi anak dari ibu saya tersayang.

Ukhti, sesungguhnya Alloh telah ciptakan saya dengan dua telinga untuk mendengar, dua mata untuk melihat, dua tangan untuk melambai, dan dua kaki untuk melangkah. Tapi Alloh hanya ciptakan satu hati dalam diri saya agar saya mencari dan menemukan satu hati yang lain untuk hadir melengkapi hidup saya, dan saya ingin bahwa ukhtilah satu hati yang saya cari itu, sebagai belahan jiwa saya.

Entahlah, saya tak tahu apa yang sedang saya rasakan saat ini. Apakah saya pantas untuk ukhti atau tidak, saya benar-benar tidak tahu. Saya hanyalah hamba yang kotor, sementara ukhti adalah hamba yang suci lagi terjaga. Tapi saya pun tak bisa membohongi diri saya ke ukhti. Ukhti memang bukan cinta pertama saya, tapi saya ingin ukhtilah yang menjadi cinta terakhir saya. Nanti setelah menikah, saya ingin ukhti ajari saya untuk mencintai ukhti dan saya pun ingin ajari ukhti untuk mencintai saya. Besar harap saya agar cinta saya dan ukhti nantinya akan tumbuh dan bersemi indah demi menggapai cintaNya yang tiada bertepi dan berbatas.

Sekian apa yang bisa saya sampaikan untuk ukhti, segala tentang pribadi saya, baik kehidupan saya, keseharian saya, keluarga besar saya, rencana dan harapan-harapan masa depan saya, serta apapun yang menyangkut diri saya, telah saya sampaikan dengan jelas di bagian-bagian yang lain pada proposal ini, sekali lagi saya mohon maaf atas segala kelancangan dan kelalaian saya dalam berkata, karena milik Allohlah segala kebaikan dan kesempurnaan. Atas perhatian dan kerendahan hati ukhti, saya ucapkan banyak terima kasih.

Jazakillaah khoiron katsiro..
Wassalamu’alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.


Erwin Setiadi.”


Kemudian…
“Untuk akhi Erwin dimanapun akhi berada…

Wa’alaikum salam warohmatulloohi wabarokaatuh.

Terima kasih atas proposal yang telah akhi berikan untuk saya tempo hari. Maaf kalau saya membalasnya agak lama, karena banyak hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan masak-masak sebelum melangkah lebih jauh. Alhamdulillaah sudah saya baca semua isi proposal akhi, dan insya Alloh saya bisa memahami tentang kondisi yang akhi alami. Juga sudah saya diskusikan hal ini ke kedua orang tua saya, kemudian ke murobbiah (guru ngaji) saya dan lebih utama lagi sudah saya konsultasikan juga kepada Alloh, Sang Penuntun Hidup saya melalui sholat istikhoroh yang saya lakukan.

Akhi, tak ada satu pun di dunia ini manusia yang sempurna, pasti akan ada banyak kekurangan yang dimiliki olehnya. Namun, alangkah indahnya bila suami istri sebagai pasangan hidup, bisa saling menyempurnakan dan menutupi kekurangan pasangannya masing-masing, sehingga terbentuklah rumah tangga yang sakinah, warohmah dan mawaddah dalam kehidupan mereka. Baiti jannati, rumahku surgaku, itulah harapan setiap pasangan pastinya.

Begitu juga diri saya, tentu saya pun ingin merangkai rumah tangga dan masa depan yang indah, sakinah, warohmah dan mawaddah, bersama suami saya nantinya dan menjadikan rumah tangga saya bagaikan surga dunia bagi saya. Oleh karenanya, insya Alloh saya bersedia menerima pinangan akhi, asalkan akhi bersedia berbenah diri sehingga nantinya akhi layak menjadi pemimpin keluarga yang adil dan diridhoi Alloh.

Selanjutnya akan saya tunggu kedatangan akhi beserta keluarga untuk menemui orang tua di rumah guna melamar saya dan mengatur rencana pernikahan kita. Sekian balasan saya, semoga akhi memaklumi.

Jazakallooh khoiron katsiro..
Wassalaamu’alaikum waroh matulloohi wabarokaatuh..


Mira Miranda.”

Secuil tulisan yang dilampirkan pada proposal Erwin di atas adalah permohonan Erwin untuk menikahi Mira, akhwat atau wanita yang tak pernah diketahui dan dikenal Erwin sebelumnya. Surat tersebut terlampir di bagian akhir proposal yang Erwin buat atas saran dari Pak Iwan, murobbinya, sebagai informasi tambahan untuk Mira tentang diri Erwin.

belajar bisnis online
Ya, Erwin dan Mira berta’aruf di suatu tempat dengan didampingi murobbi dan murobbiahnya masing-masing. Erwin didampingi Pak Iwan, murobbinya, dan Mira pun didampingi oleh murobbiahnya.

Selang beberapa lama setelah Ta’aruf itu berlangsung, Mira membalas proposal Erwin, bahwa Mira bersedia menjadi pendamping hidupnya. Dan kemudian mereka pun ditakdirkan menikah sekitar tahun 2005.

Selama menunggu balasan proposal dari Mira, Erwin berusaha memperbaiki diri dengan banyak memperdalam ilmu agama, dengan ikut majelis-majelis ta’lim dan membaca buku-buku keislaman. Berharap bahwa dia kelak bisa menjadi laki-laki yang baik untuk istri dan anak-anaknya serta menjadi pemimpin yang bijaksana untuk kehidupan mereka kedepannya.

Ya itulah jodoh. Dia laksana gembok dan kuncinya. Sebuah kunci yang tak akan pernah tertukar walaupun seribu kunci lainnya dipaksa membuka gembok tersebut. Karena jodoh adalah rahasia Alloh yang akan dipersembahkanNya sesuai dengan karakter diri hamba-hambaNya untuk saling mengisi dan melengkapi.

Kini kehidupan Erwin dan Mira terasa indah, mesra, penuh kasih sayang, cinta dan perhatian. Erwin berwirausaha mandiri bersama teman-temannya di bidang layanan ‘aqiqoh, sedang Mira setelah menyelesaikan studi S2 nya di ITS Surabaya, kini diterima menjadi tenaga pengajar / dosen di sebuah universitas ternama di kota Malang, Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar